MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
BOSSWIN168 BOSSWIN168
BARON69
COCOL88
MAX69 MAX69 MAX69
COCOL88 COCOL88 BARON69 RONIN86 DINASTI168
Search for:
  • Home/
  • DIGILIFE/
  • Apakah Janin Manusia Bisa Hidup di Luar Angkasa?
Ilustrasi seks di luar angkasa.

Apakah Janin Manusia Bisa Hidup di Luar Angkasa?

0 0
Read Time:1 Minute, 53 Second

Jumat, 3 November 2023 – 13:03 WIB

VIVA Tekno – Mungkin ada pertanyaan yang membuat banyak orang masih merasa penasaran, apakah janin manusia bisa hidup di luar angkasa? Peneliti berhasil menumbuhkan embrio tikus di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk pertama kalinya. 

Baca Juga :

Chandrayaan-3 Ciptakan Lingkaran Cahaya di Bulan

Ini adalah hal besar karena menunjukkan bahwa manusia mungkin bisa melakukan reproduksi di luar angkasa suatu hari nanti. Hasil ini muncul saat manusia bersiap untuk kembali ke bulan dengan program Artemis yang juga bertujuan mendaratkan wanita pertama dan orang berkulit berwarna pertama di bulan pada 2025. Ini bisa membuka jalan bagi manusia untuk tinggal di luar angkasa dalam waktu yang lebih lama di masa depan.

Baca Juga :

Badai Matahari Hantam Bumi Ciptakan Warna Labu Memenuhi Langit

Ilustrasi sampah luar angkasa yang mengorbit Bumi.

Dilansir dari Space, penelitian ini dipimpin oleh Teruhiko Wakayama, seorang ahli bioteknologi molekuler dari Universitas Yamanashi, bersama tim dari Badan Antariksa Jepang (JAXA). Mereka ingin tahu apakah embrio mamalia bisa tumbuh normal di lingkungan gravitasi mikro di luar angkasa.

Baca Juga :

Rusia dan AS akan Berpisah

Mereka mengirim embrio tikus yang dibekukan ke ISS menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada Agustus 2021 lalu. Setelah sampai di ISS, embrio tikus itu dicairkan dengan alat khusus. Astronot di ISS lalu menumbuhkan embrio tersebut di bawah pengaruh mikrogravitasi selama empat hari. Kemudian, sampel-sampel itu dikembalikan ke Bumi untuk dibandingkan dengan embrio tikus yang tumbuh di bumi dengan gravitasi normal.

Stasiun Luar Angkasa Mir milik Rusia.

Hasilnya menunjukkan bahwa embrio yang ditanam di ISS berkembang normal dan tidak terpengaruh oleh kondisi mikrogravitasi. Meskipun tingkat kelangsungan hidup embrio di ISS lebih rendah daripada yang tumbuh di bumi.

Semua pengetahuan ini mungkin akan menjadi sangat penting bagi manusia ketika kita akhirnya mulai memikirkan pengiriman manusia ke bulan dan Mars untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama atau bahkan pemukiman permanen.

Ini adalah langkah penting menuju pemahaman apakah manusia bisa bereproduksi dengan baik di luar angkasa. Para peneliti akan terus mempelajari pengaruh radiasi terhadap pertumbuhan embrio di luar angkasa, yang juga merupakan faktor penting.

Halaman Selanjutnya

Semua pengetahuan ini mungkin akan menjadi sangat penting bagi manusia ketika kita akhirnya mulai memikirkan pengiriman manusia ke bulan dan Mars untuk tinggal dalam jangka waktu yang lama atau bahkan pemukiman permanen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %